Jakarta, ibumjk.wapresri.go.id – Untuk pertama kalinya di Indonesia, digelar Pameran Tenun Ikat Dunia, setelah sebelumnya diselenggarakan di London (2015), Delhi (2016), Kuching (2017) dan Khan Kaen, Thailand (2018).

Pameran ini dibuka secara resmi oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional, Mufidah Jusuf Kalla bersama Vice President World Crafts Council Asia Pasific South Asia sub-Region Manjari Narula, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua Dekranasda DKI Jakarta, Fery Farhati membuka Pameran World Ikat 2019 di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (23/8).

Selain pameran digelar pula simposium yang berlangsung pada hingga 25/8 mendatang dengan mengusung tema “Weaving Threads of Continuity, Challenges, and Responses“. Pameran ini merupakan agenda dari World Craft Council-Asia Pacific Region (WCC-APR) lewat World Ikat Textile Symposium 2019.

Dalam tiga hari penyelenggaraannya di Jakarta, pameran ini menampilkan koleksi kain tenun ikat, panel diskusi, peragaan busana, pentas tari tradisional, music gambang kromo, serta lokal karya. Selain itu, terdapat bazar yang diikuti 10 stand dari berbagai negara yang menjual berbagai jenis kain ikat dan barang kesenian turunannya di area terbuka Museum Tekstil.

Dalam sambutannya, Ibu Mufidah mengatakan, pameran World Ikat Textiles Symposium sangat penting diselenggarakan karena semua generasi dapat belajar dan saling berbagi untuk pengembangan teknik tenun ikat, baik teknik pewarnaan alam ataupun sebagai pemgembangan corak ragam dan desain.

“Kami percaya semua negara mempunyai keunikan yang berbeda satu sama lain dengan teknik pembuatan dan teknik pewarnaan. Saya menganggap penting diselenggarakan ini karena kita semua dapat saling belajar dan saling berbagi untuk pengembangan teknik tenun ikat,” kata Mufidah.

Selaku tuan rumah, Anies Baswedan berharap pameran ini dapat menjadi sarana untuk tukar informasi mengenai ikat sehingga bisa mengembangkan tenun ikat yang ada di Indonesia. Ia juga berterima kasih kepada seluruh kreatir dan komite acara yang telah mendatangkan perajin tenun dari berbagai negara.

“Terima kasih kepada para perajin tenun dari seluruh negara untuk berbagi visi, pandangan dan karya yang bertujuan, memperkenalkan dan melindungi warisan ikat ini,” tutur Anies bersemangat.

Usai meresmikan pameran yang ditandai dengan mengikat kain tenun, Ibu Mufidah berkesempatan melihat lebih dekat kurang lebih 100 koleksi dari kain tenun dari Indonesia, Thailand, Malaysia, India, dan lainnya yang dipajang di museum ini. Juga mengujungi stand-stand pameran dari berbagai negara. (Robby/JER-Setwapres RI).