Kupang, ibuwma.wapresri.go.id – Kerajinan tenun selain sebagai warisan budaya juga merupakan salah satu komoditi unggulan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk melestarikan kerajinan tenun dan mendukung program pemberdayaan masyarakat NTT, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi beserta Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Dekranasda NTT menginisiasi program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tenun.

Melalui program PKW Tenun ini, Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin selaku Ketua Umum Dekranas berharap akan tumbuh wirausaha-wirausaha baru yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta berkontribusi dalam upaya menumbuhkan ekonomi.

“Tentu harapannya nanti akan tumbuh wirausaha-wirausaha baru yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta berkontribusi dalam upaya pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor-sektor ekonomi, salah satunya yaitu kerajinan tenun yang merupakan salah satu komoditi unggulan di Provinsi NTT,” harap Ibu Wury saat membuka secara resmi Program PKW Tekun Tenun Indonesia di Gedung Dekranasda NTT, Minggu (17/10/2021).

Untuk mendukung upaya tersebut, menurut Ibu Wury diperlukan promosi agar kain tenun semakin dikenal masyarakat lokal dan global serta dikampanyekan secara aktif kepada generasi muda sehingga mereka bangga menggunakan produk Indonesia.

“Para generasi muda Indonesia juga harus didorong untuk dapat mencintai dan bangga akan produk tenun Indonesia,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ibu Wury mengimbau agar Dekranas turut aktif berperan menggerakkan kembali sektor kerajinan, terutama dalam situasi pandemi yang membutuhkan kreativitas agar lebih produktif.

“Pemberdayaan ekonomi rakyat menjadi salah satu hal yang penting dan urgen untuk dilakukan,” ujarnya.

Di samping itu, Ibu Wury juga menekankan bahwa penciptaan dan pengembangan wirausaha baru harus terus digalakkan di berbagai sektor agar ekonomi masyarakat terus tumbuh.

Lebih jauh, Ibu Wury memaparkan bahwa Dekranas melalui Bidang Wirausaha Baru juga bersinergi dengan Kementerian Pertahanan dan Dekranasda NTT memberikan pelatihan pembuatan topi budaya Rote yaitu _Ti’i Langga_ kepada 100 milenial di Kupang dan Rote, hingga menghasilkan 1.000 buah topi pada Juli sampai September 2021.

Dalam kesempatan ini, Ibu Wury juga memberikan apresiasi atas sinergi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam menginisiasi Program PKW Tenun ini.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang telah bersinergi dengan Dekranas dan Dekranasda Provinsi NTT dalam menginisiasi kegiatan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental wirausaha serta bantuan sarana produksi berupa alat tenun dan bahan bakunya selama pelatihan kepada para peserta program ini,” ucapnya.

Menutup sambutannya, Ibu Wury menyampaikan bahwa tenun akan diusulkan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia di UNESCO.

“Saya sangat sependapat dengan Bapak Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang telah menciptakan Tagline “Tekun Tenun Indonesia”, mengingat tenun akan kita usulkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia di UNESCO,” ungkapnya.

Selanjutnya, Ibu Wury didampingi jajaran pengurus Dekranas, Sekjen Kemendukbudristek Suharti, dan Ketua Dekranasda NTT Julie S. Laiskodat meresmikan pembukaan Program PKW Tekun Tenun Indonesia yang ditandai dengan memainkan alat musik Sasando, kemudian penyerahan secara simbolis alat tenun dan bahan baku kepada dua orang perwakilan peserta pelatihan.

Kemudian Ibu Wury diajak berkeliling oleh Ketua Dekranasda NTT untuk meninjau pameran produk UMKM seperti kopi, benang, kain tenun, serta topi Ti’i Langga yang terbuat dari daun lontar.

Sebagai informasi, Program PKW Tenun ini diselenggarakan secara luring dan diikuti oleh 1.000 orang peserta yang berasal dari 18 (delapan belas) Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT. Adapun para peserta PKW diutamakan adalah anak usia sekolah yang tidak sekolah atau yang telah lulus sekolah namun tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang berusia antara 15 s.d. 25 tahun. Selain itu juga diutamakan adalah warga masyarakat yang belum memiliki pekerjaan. Kegiatan PKW ini juga dilakukan secara bersamaan di beberapa daerah dengan jumlah jam pelaksanaan mencapai 200 jam yang dimulai pada 17 Oktober 2021 dengan komposisi pembelajaran teori 40% dan praktek keterampilan 60%.

Tampak hadir dalam acara peresmian ini, sejumlah Pengurus Dekranas di antaranya Ibu Tri Tito Karnavian, Ibu Nanny Hadi Tjahyanto, Ibu Endang Budi Karya, Ibu Franka Nadiem Makarim, serta para Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT dan pejabat Pemerintah Daerah Provinsi NTT. (NAR-BPMI Setwapres)