Jakarta, ibuwma.wapresri.go.id – Pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) membawa dampak signifikan pada perekonomian nasional. Data State of Global Islamic 2018 menyebutkan, Indonesia menempati negara ke-7 dengan aset keuangan syariah terbesar di dunia, dengan nilai aset mencapai 86 juta US dollar. Untuk itu, para pemangku kepentingan diharapkan turut mainkan peran dalam memulihkan perekonomian nasional dengan skema keuangan syariah, di antaranya melalui Usaha Menengah Kecil (UMK) dan pesantren.

“Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki pontensi yang strategis sebagai agent of development (agen pembangunan) untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren,” tutur Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin selaku Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) pada acara Peresmian Pembukaan Webinar Edukasi dan Literasi Keuangan Syariah bagi 500 Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Wanita Provinsi Jawa Timur dan Pondok Pesantren Mitra Barisan Ulama Muda Undonesia (BUMI) di kediaman resmi Wakil Presiden, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat (07/08/2020).

Lebih lanjut Ibu Wury menyampaikan, dalam mewujudkan wirausaha industri baru tersebut, diperlukan pembiayaan. Untuk mendukung pembiayan bagi pesantren dan UMK di Indonesia, terdapat skema pembiayaan syariah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah dari penyalur KUR Syariah serta melalui Bank Wakaf Mikro (BWM). Skema pembiayaan ini diharapkan dapat mendukung implementasi strategi nasional keuangan yang inklusif dan berkesinambungan.

“Pembiayaan syariah melalui KUR Syariah dan Bank Wakaf Mikro kepada UMK diharapkan dapat mendukung implementasi penerapan strategi nasional keuangan inklusif secara berkesinambungan yang pada akhirnya dapat mendukung kesejahteraan umat dan masyarakat,” tegas Ibu Wury.

Dalam kesempatan tersebut Ibu Wury juga mengungungkapkan, Covid-19 menyebabkan kontraksi ekonomi di semua sektor kehidupan, salah satunya di bidang lapangan kerja informal, UMK dan kerajinan.

“Kontraksi ekonomi tersebut membawa dampak signifikan pada industri kerajinan yang menyebabkan terjadinya penurunan industri kerja kerajinan nasional hingga hilangnya kesempatan kerja bagi para perajin,” ungkap Ibu Wury.

“[Oleh karena itu], Dewan Kerajinan Nasional harus terus mendorong dan membantu para perajin untuk tetap aktif berkarya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan keselamatan,” tambahnya.

Ibu Wury pun menyampaikan optimismenya bahwa sektor kerajinan masyarakat, baik yang dibina oleh pesantren maupun pemerintah daerah, dapat melewati masa sulit pandemi ini dengan baik.

“Walaupun pandemi ini memukul sektor kerajinan kita, saya optimis bahwa dengan kerja keras kita bersama, kita dapat melewati masa sulit ini dengan baik,” ucap Ibu Wury.

Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak terkait atas terselenggaranya webinar ini serta berharap seluruh peserta yang hadir dapat mengambil manfaatnya dan terus semangat meningkatkan produktivitas serta daya saing kerajinan Indonesia.

“Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi para UMK dan pondok pesantren untuk meningkatkan produktivitas usaha dalam rangka mewujudkan peningkatan daya saing kerajinan Indonesia dan peningkatan ekonomi umat,“ pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Dekranas Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak memaparkan perekonomian serta kondisi Industri Kecil Menengah dan ponpes di Jawa Timur. Ia juga menjelaskan upaya pemulihan ekonomi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui penguatan kelembagaan, pembiayaan, SDM, produk dan pemasaran dengan program One Pesantren One Product (OPOP).

“Salah satu Program unggulan kami yaitu OPOP, One Pesantren One Product guna peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren dan alumni pondok pesantren,” papar Arumi.

Sementara, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menjelaskan dampak Covid-19 terhadap perekonomian global dan Indonesia serta upaya pemulihannya. Ia menekankan bahwa upaya pemulihan UMKM menjadi prioritas dalam menumbuhkan perekonomian di Indonesia, karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja yang besar yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan pesantren berperan sebagai motor penggerak UMKM tersebut.

“Peran UMKM menjadi motor penggerak utama dalam ekonomi. Pesantren adalah salah satu motor utama [yang] menggerakan UMKM diseluruh Indonesia. Dengan jumlah pesantren yang begitu besar [maka] dijadikan salah satu program prioritas pemerintah dalam program pemulihan UMKM,” ungkapnya.

Selain Arumi Bachsin Emil Dardak dan Iskandar Simorangkir, hadir secara virtual pada acara ini para pimpinan Pondok Pesantren Mitra BUMI, para pimpinan Perkumpulan Tenaga Kerja Indonesia dan beberapa perwakilan mitra kerja Dekranasda Provinsi Jawa Timur, di antaranya perwakilan Bank BNI Syariah Jawa Timur serta perwakilan PT. Sido Muncul. (IO/NN/SK-KIP, Setwapres).