Jakarta, ibuwma.wapresri.go.id – Di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang belum mereda, di awal 2021 bangsa Indonesia kembali berduka dengan terjadinya bencana yang melanda di berbagai daerah. Bencana yang terjadi mulai dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di wilayah Kepulauan Seribu, tanah longsor di Garut Selatan dan Sumedang, gempa bumi di Sulawesi Barat, hingga banjir di Bogor dan Kalimantan Selatan. Meskipun dilanda berbagai bencana, sebagai bangsa yang kuat, Indonesia harus kuat hadapi cobaan.

“Dalam tubuh kita mengalir darah pejuang. Karena kita bukan bangsa yang kalah perang, kita adalah bangsa pemenang,” ungkap Ibu Wurry Ma’ruf Amin pada acara Satukan Do’a Untuk Negeri, melalui konferensi video dari Kediaman Resmi Wakil Presiden, Jalan Diponegoro No.2, Jakarta, Selasa (27/01/2020).

Pada acara yang diselenggarakan secara virtual tersebut, Ibu Wury juga berpesan, walaupun dilanda duka yang mendalam, tetapi asa tetap harus dijaga.

“Mari bersatu, saling membantu, bangkit membangun,” imbaunya.

Ia menambahkan bahwa kekuatan doa adalah salah satu cara untuk memohon petunjuk dan ampunan kepada Sang Pencipta.

“Semoga musibah dan bencana segera berlalu (dan) Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, Indonesia,” pungkasnya.

Selain Ibu Wury, acara ini juga dihadiri perwakilan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu yang masing-masing menyampaikan doa untuk keselamatan bangsa.

Dalam doanya, Pemuka Agama Islam K.H. Nasaruddin Umar memohon agar rangkaian musibah yang terjadi di Indonesia segera berakhir.

“Anugerahkanlah kami pikiran cerdas, sinergi yang kokoh, dan energi yang kuat agar kami bisa bangkit kembali melakukan aktivitas seperti sedia kala,” ucapnya.

Sementara, Pemuka Agama Katolik Romo Andang Binawan juga memohon agar berbagai bencana yang melanda tanah air tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

“Tentang apa yang kami alami akhir-akhir ini di tanah air kami, kecelakaan pesawat, tanah longsor, banjir, gempa bumi, dan tentunya pandemi yang kami alami ini, kami sebagai manusia memohon ya Tuhan berkenan Engkau menghindarkannya bagi kami di kemudian hari,” pintanya dalam doa.

Selain itu, Pemuka Agama Hindu Ida Pedande Sogata dalam doanya berharap agar bangsa Indonesia dibebaskan dari segala musibah baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

“Lindungilah bangsa kami dari segala hambatan, tantangan, dan ancaman. Semoga semua bencana wabah musnah dengan kuasa-Mu,” ucapnya.

Mewakili umat Budha, Y.M. Bhante Sukhantho Mahathera menyampaikan doa untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.

“Semoga semua bencana segera sirna, semoga pandemi Covid-19 segera berakhir,” ucapnya lirih.

Selanjutnya, Pemuka Agama Konghucu X.S. Budi S. Tanuwibawa mendoakan bahwa dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa segala bencana yang melanda Indonesia dapat segera diatasi.

“Kami memohon kehadirat-Mu agar kami dicerahkan, batin kami dikuatkan, jiwa kami diteguhkan, hati kami dibersihkan, dan pikiran kami menjadi terang, sehingga bisa belajar terus dari titik menjadi ruang, dari tempat yang rendah menuju tinggi, dari tempat yang dekat menuju jauh, dan bersama-sama bersatu padu untuk bergotong royong mengatasi segala persoalan. Jikalau kami teguh bersatu, kami yakin segala cobaan pasti bisa kami atasi,” ungkapnya dalam doa.

Menutup rangkaian acara, Pendeta Henriette Hutabarat Lebang, mewakili umat Kristiani berdoa agar bangsa Indonesia dikuatkan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan berbagai musibah bencana yang melanda akhir-akhir ini.

“Kami berdoa untuk saudara-saudara kami yang terpapar oleh Covid-19, mereka yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, maupun yang menjalani isolasi mandiri di rumah, berilah semangat ketika mereka mengalami kesepian dalam ruang-ruang isolasi, lindungi para dokter dan perawat, serta semua yang menangani pasien Covid-19,” pintanya.

“Kami datang kepada-Mu, membawa saudara-saudara kami yang ditimpa berbagai bencana yang terjadi secara beruntun di berbagai tempat di tanah air kami. Sertailah meraka yang berada di tempat pengungsian, hiburkanlah mereka yang kehilangan anggota keluarga serta harta bendanya,” sambungnya.

Sebagai informasi, acara Satukan Do’a Untuk Negeri diselenggarakan atas inisiasi 9 tokoh perempuan Indonesia yakni Yanti Airlangga Hartarto, Liliana Tanoesoedibjo, Yenny Wahid, Coreta Putut Bayu Seno, Puti Guntur Soekarno, Annisa Pohan Yudhoyono, Dona Abdul Latief, Sendy Dede Yusufdan Margaret Vivi. (EP/SK-BPMI, Setwapres)