Jakarta, ibuwma.wapresri.go.id – Menurut riset kesehatan dasar 2018 tercatat lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Selain itu, Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 mengungkapkan bahwa satu dari tiga remaja mengalami masalah kesehatan mental. Data tersebut menunjukan bahwa masalah kesehatan mental kini menjadi hal krusial, yang perlu untuk diatasi. Salah satu upaya menjaga kesehatan mental dapat dimulai dari keluarga, di mana ibu memegang peranan penting.

“Kita sebagai seorang perempuan, seorang ibu dan istri di masa yang penuh tantangan seperti saat ini dapat tetap menjaga mental diri sendiri dan mampu mewujudkan kesehatan mental di dalam keluarga,” pesan Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin pada seminar bertajuk “Menciptakan Kesehatan Mental di Dalam Keluarga” dalam rangka memperingati Hari Ibu, di Auditorium Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), Jakarta, Senin, (18/12/2023).

Dalam menjalankan peran tersebut secara optimal, Ibu Wury menekankan, seorang ibu harus sehat baik secara fisik maupun mental, pandai terampil serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu menjadi pribadi yang positif, yang memiliki tujuan optimistis, percaya diri dan memiliki penghargaan tinggi pada diri sendiri.

“Saya ingin mengingatkan kepada semua perempuan Indonesia untuk selalu menanamkan dalam diri dan pikiran kita bahwa kita adalah sosok yang kuat, tangguh, berdaya dan sehat sehingga dapat menjadi sosok yang berani bermimpi dan mampu mewujudkannya,” tutur Ibu Wury memotivasi.

Selain itu, Ibu Wury juga mengingatkan kepada para ibu, sebagai pendidik anak-anak seorang perempuan harus mengetahui porsi yang tepat, dalam memberikan kebutuhan anak-anaknya baik itu kebutuhan fisik, berupa makan, minum, pakaian dan psikis.

Lebih jauh Ibu Wury menguraikan kebutuhan yang perlu diberikan kepada anak berupa kasih sayang, rasa aman, diterima dan dihargai, baik secara sosial maupun spiritual, yaitu pendidikan yang menjadikan anak mengerti kewajiban kepada Allah, kepada rasulnya, orang tuanya, dan sesamanya. Sebagai seorang istri, perempuan harus menumbuhkan suasana yang harmonis tampil bersih memikat dan mampu mendorong suami untuk hal-hal yang positif.

Ibu Wury pun meyakini kerjasama dan dukungan keluarga, teman, rekan kerja, serta lingkungan sosial, mampu mewujudkan keluarga dan masyarakat yang sehat, belajar untuk lebih berempati, mendengarkan dan mengingatkan bahwa mereka tidak sendirian dalam berjuang.

Mengakhiri sambutannya, Ibu Wury memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang menyukseskan seminar kesehatan mental tersebut.

“Selamat mengikuti acara seminar, semoga kegiatan ini memberikan kemanfaatan, mendukung peran tugas dan fungsi kita baik sebagai ibu, istri atau pendamping, maupun anggota masyarakat,” ucap Ibu Wury.

“Untuk ibu-ibu Indonesia saya mengucapkan selamat Hari Ibu, ibu-ibu hebat, ibu-ibu yang bermartabat,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unit Pelaksana Setwapres Vina Erani menyampaikan bahwa dalam rangka memperingati Hari Ibu, DWP Setwapres menyelenggarakan seminar yang bertajuk “Menciptakan Kesehatan Mental di Dalam Keluarga”.

Ia mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan khasanah keilmuan seputar kesehatan mental yang akan bermanfaat dalam menunjang aktivitas ibu sebagai istri, dan anggota masyarakat.

“Sebanyak 6.1% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental, hal ini merupakan PR [Pekerjaan Rumah] bagi kita semua,” ungkapnya.

Seminar yang diikuti sekitar 200 peserta tersebut baik secara daring dan luring, menghadirkan narasumber berlatarbelakang psikologi yaitu Intan Erlita. Ia menekankan, untuk menjaga kesehatan mental keluarga, seorang ibu harus melakukan beberapa pendekatan, yaitu doa yang baik, active listening/mendengarkan terkait hal yang dialami, memberikan empati, perhatian, dukungan, serta bantuan profesional. Namun, ia juga mengingatkan, dalam mendidik anak seorang ibu hendaknya tidak memberikan label kepada anak, serta menghindari memberikan nasihat yang tidak diminta.

Hadir dalam seminar tersebut, Penasihat DWP Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Siti Farida Pratikno, Ketua DWP Kemensetneg Nana Setya Utama, Ketua DWP Sekretariat Kabinet Nani Yuli, Ketua DWP Unit Pelaksana Presiden Mirdyanti Heru, Ketua DWP Setmilpres Vira Saladin, Staf Khusus Wapres Zumrotul Mukaffa, Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI Adhianti, para Pengurus DWP Kemensetneg, serta para pegawai Sekretariat Wakil Presiden. (NAR/SK-BPMI, Setwapres)